Home » 2018 » October

Monthly Archives: October 2018

Archives

October 2018
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  

Pertemuan 8

Pertemuan 8

Menghadapi Persaingan Global dan Merancang Strategi Masuk Pasar Global

Pasar global timbul bukan tanpa alasan. Itu merupakan respon kuat semakin tingginya persaingan antarbangsa. Dalam hal apa? Yang paling nyata adalah munculnya revolusi teknologi informasi. Akibatnya sekat-sekat pewilayahan nasional dan internasional telah menjadi hilang. Dengan demikian maka transaksi perekonomian pun jadi mengglobal. Mereka yang kuat dalam temuan-temuan inovasi, ekspansi pasar, dan mutu sumbersaya manusia akan semakin mampu bersaing. Disitu seperti biasa maka akan muncul dua pelaku global yakni pemenang dan pecundang.

         Apa persamaan dan perbedaan antara pemenang dan pecundang dalam pasar global ini? Persamaannya adalah keduanya tidak mampu memerkirakan perubahan yang bakal terjadi. Semua serba tidak pasti karena itu tidak mudah diantisipasi dan tidak bisa dikendalikan. Sementara perbedaannya adalah dalam sisi derajat kemampuan merespon langkah perubahan. Steve Kerr dalam Dave Ulrich Human Resource Champions, 1997) mengungkapkan pemenang tidak akan terkejut dengan perubahan yang tidak terantisipasi; mereka akan mengembangkan kemampuan untuk menyesuaikan diri, belajar dan merespon. Sedang pecundang akan menghabiskan waktu untuk mengontrol dan menguasai perubahan daripada merespon dengan cepat.

       Dave Ulrich mengatakan perubahan eksternal akan menimbulkan respon untuk melakukan perubahan pada tiga hal. Pertama adalah perubahan inisiatif yang berfokus pada pengimplementasian program, proyek atau prosedur baru seperti impelentasi struktur organisasi baru, pelayanan pada pelanggan, dan peningkatan kualitas. Kedua adalah perubahan proses dimana perusahaan fokus pada cara pekerjaan dilakukan. Disini dilakukan identifikasi proses utama dan kemudian dicoba dikembangkan suatu proses dengan simplifikasi kerja, nilai tambah, dan usaha rekayasa lainnya. Sementara perubahan ketiga adalah dalam mengadaptasi kultur terutama dari eksternal. Nilai-nilai budaya perusahaan yang baru kemudian ditransformasikan pada karyawan dan konsumen.

        Selain itu proses perubahan yang juga termasuk sangat substansi yakni perubahan visi perusahaan. Disitu ada pernyataan cita-cita apa yang ingin dicapai perusahaan pada masa depan yang tidak sedikit akan berhadapan dengan beragam dimensi turblulensi eksternal. Untuk itu dinilai penting tumbuhnya dinamika perubahan cara pandang masa depan dari setiap pengelola dan karyawan. Suatu perubahan tidak sekedar diposisikan sebagai kewjiban namun sebagai kebutuhan setiap individu. Perusahaan harus menyediakan “nutrisi” yang dibutuhkan sehari-hari. Tentunya untuk mengembangkan gagasan,  pemikiran suatu pendekatan baru.

Bagi banyak perusahaan, memasuki pasar global untuk menjamin kelangsungan hidup merupakan motif paling utama dibanding dengan daya tarik kesempatan di luar negeri; oleh karena itu pemasaran global amatlah penting, bukan hanya untuk merealisasi potensi sukses sepenuhnya dari suatu bisnis, akan tetapi lebih kritis lagi adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu bisnis. Sebuah perusahaan yang gagal memasuki pasar global, berarti dalam bahaya akan kegagalan bisnisnya. Kegagalan ini bukan hanya untuk bisnis secara intemasional, tetapi juga bisnis domestiknya, terutama dalam menghadapi para pesaing yang dapat menghasilkan barang dengan biaya yang lebih rendah, yang  mempunyai pengalaman lebih banyak dan dapat menghasilkan barang dengan mutu yang lebih baik dan dengan variasi yang semakin banyak sesuai selera konsurnen, singkatnya mernpunyai nilai lebih bagi konsumen

Pemasaran global dapat didefinisikan sebagai proses memfokuskan sumber daya – baik sumber daya manusia, maupun sumber daya dalam bentuk uang dan aset fisik – dan tujuan suatu organisasi untuk memperoleh peluang dan menghadapi ancaman dalam pasar global. Kenyataan yang ada di Indonesia, sebagian besar perusahaan masih memfokuskan sumber daya dan tujuan organisasi pada pasar domestik, bukan pasar global. Hermawan Kartajaya (dalam Keegan, 1996), kondisi ini disebabkan karena tiga alasan, yaitu: (l) pasar Indonesia cukup besar, sehingga perusahaan menjadi “malas” mencari kesernpatan di luar negeri, mereka masih terlalu sibuk melayani konsumen domestiknya; (2) banyak perusahaa nasional di Indonesia ini yang menjadi besar karena perlindungan, bukan karena menggunakan strategi pemasaran yang unggul. Belum ada kebiasaan untuk melihat perilaku konsumen secara teliti. Padahal untuk melakukan perdagangan di pasar global, harus meneropong perilaku konsumen dari pasar global itu sendiri; dan (3) pada saat ini perusahaanperusahaan di Indonesia sedang “sibuk” mempertahankan diri dari serangan perusahaan global, bahkan transnasional yang sedang menyerbu pasar Indonesia yang mulai terbuka. (Keegan(1995).

Agar mampu menghadapi serangan pasar global, maka semua pihak harus turut berperan, baik dari pihak swasta maupun Pemerintah. Tanpa adanya peran dari berbagai pihak, maka mustahil perusahaan-perusahaan di Indonesia mampu untuk bangkit dalam menghadapi ancaman perusahaan-perusahaan asing. Selama ini peran Pemerintah dalam perkembangan sektor indusfi di Indonesia sangatlah besar. Hal ini nampak dari proses industrialisasi yang terjadi di Indonesia, di mana sebelumnya Indonesia dikenal sebagai negara agraris, pertanyaannya muncul tantangan apa saja yang dihadapi dalam persaingan global, serta usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menghadapi persaingan tersebut?

Perusahaan-perusahaan domestik harus mampu menghadapi pesaing yang dapat menghasilkan barang dengan biaya yang lebih rendah, dengan mutu yang lebih baik dan dengan v iariasi yang semakin banyak sesuai dengan selera  konsumen. Apabila rnasih ingin hidup dan berkembang, perusahaan bukan hanya dituntut agar mampu mengantisipasi pesaing yang masuk ke dalam negeri sendiri’ atan tetap juga harus beruiaha untuk mengembangkan usahanya ke negara lain. Dengan ditetapkannya  pelaksanaan AFTA mulai tanggal I Januari 2002, berarti produk Indonesia dan produk negara ASEAN- lainnya telah memasuki ASEAN dengan lebih bebas.

Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia bukan hanya disebabkan karena banyaknya produk asing yang masuk ke pasar Indonesia, akan tetapi juga penilaian masyarakat Indonesia terhadap produk luar negeri yang sangat tinggi. Masyarakat merasa lebih yakin, lebih bangga dan lebih bergengsi apabila menggunakan produk luar negeri. Sebanarnya hal ini juga disebabkan karena produk nasional mutunya relatif lebih rendah dibandingkan produk pesaing, khususnya pesaing global. Mutu produk yang rendah merupakan dampak kemampuan, pendidikan dan kesadaran tenaga kerja yang rendah, modal kerja yang terbatas, serta peralatan kerja yang masih sederhana; sebagian besar para pengusaha hanya mengejar keuntungan dan kurang berwawasan ke depan, sehingga merasa bahwa dengan mutu yang ada sekarang sudah cukup, karena produk sudah laku terjual. Bahkan tantangan tersebut terasa lebih berat lagi dengan adanya berbagai kebijakan, baik di bidang perpajakan, misalnya dengan adanya pengenaan berbagai macam pajak; masalah perburuhan, seperti pemogokan buruh; masalah kepastian hukum dan keamanan, misalnya tiada tindakan tegas terhadap pelaku penyelundupan, masih adanya kerusuhan.

Bagi perusahaan di Indonesia, ketertinggalan dalam kualitas produk harulah diperhatikan. Bila produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lndonesia dapat menyaingi kualitas produk dari negara lain, maka pandangan masyarakat Indonesia terhadap produk dalam negeri akan mengalami perubahan. Bukan saja konsumen akan lebih mencintai dan setia mengkonsumsi produk sendiri, tetapi pada akhirnya bukan mustahil bila tanpa disadari konsumenpun akan mernpromosikannya pada keluarga, rekan dan sahabat-sahabatnya yang ada di luar negeri. Kondisi ini tentunya akan sangat menguntungkan produk Indonesia dalam meningkatkan daya saingnya di pasar global.

Merancang Strategi Masuk Pasar Global

Sebelum membuat suatu keputusan untuk memasuki pasar internasional dan bersaing secara global, suatu perusahaan harus menyusun strategi pemasarannya, terutama memahami keadaan dalam lingkungan pasar global secara rnenyeluruh, supaya dapat mengurangi risiko kegagalan. Strategi yang harus dan perlu dilakukan sebelum memasuki pasar global adalah meninjau lingkungan pemasaran internasional, melakukan pertimbangan sebelum memasuki pasar luar negeri, menentukan pasar yang akan dimasuki, menentukan cara memasuki pasar dan menentukan program pemasaran (Kotler & Susanto, 20fu.l; Boyd & Walker, 1992).

 

Secara garis besar strategi untuk memasuki pasar negara asing dapat melalui empat macam cara (Keegan (1996):

  1. Melakukan ekspor barang-barang yang dihasilkan dari suatu negara ke negara yang dituju sebagai sasaran. Cara ini merupakan cara yang paling sederhana dalam memasuki pasar asing, karena risikonya kecil dan membutuhkan sedikit komitrnen. Perusahaan tidak pedu mengadakan perubahan terhadap produk yang akan diekspor. Ekspor dapat dilakukan secara pasif atau sesekali berdasarkan inisiatif perusahaan, dan dapat pula dilakukan secara aktif dengan melakukan pengiriman barang secara rutin ke suatu negara atau beberapa negara. Selain itu, ekspor dapat pula dilakukan secara langsung, artinya sebagai penjual atau pengekspor adalah  pihak perusahaan dan pelanggan atau distributor negara lain sebagai pengimpomya. Sebuah perusahaan dikatakan melakukan ekspor tidak langsung kalau penjualan dilakukan lewat perantara yang berada di negaranya.
  2. Memberikan lisensi. Lisensi merupakan alternatif strategi memasuki suatu negara dengan cara yang mudah dan daya tarik yang cukup besar. Pemberi lisensi memberikan ijin pada penrsahaan asing untuk menggunakan teknologi, pengetahuan, merek dagang, paten dan rahasia dagang untuk mendapatkan royalty. Keuntungan pemegang lisensi adalah memperoleh keahlian produksi atau nama terkenal tanpa harus memulainya dari awal. Risiko kegagalan pemberi lisensi adalah kecil; namun apabila perusahaan  asing pemegang lisensi sangat sukses, maka perusahaan pemrberi lisensi telah’kehilangan kesempatan memperoleh laba yang besar, bahkan pada saat kontrak berakhir perusahaan menemukan bahwa dia telah menciptakan pesaing baru bagi produknya
  3. Melakukan usaha patungan dengan mitra lokal. Keunggulan strategi ini adalah  perusahaan dari kedua negara secara bersama menanggung risiko dan kernampuan untuk menggabungkan kekuatan rantai nilai yang berbeda. Perusahaan lokal mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang pasar lokal, tenaga kerja atau  bahan baku yang murah, sebaliknya perusahaan asing memiliki pengetahuan yang luas di bidang teknologi dan manufaktuiring. Kekuatan ini bisa digabungkan dalam usaha patungan untuk menghasilkan peluang dan laba yang besar bagi kedua  perusahaan. Kelematan usaha ini adalah rawan terjadi perselisihan, sehingga pada akhirnya kedua mitra kerja ini akan bertradapan sebagai pesaing potensial.
  4. Memiliki perusahaan diluar negeri melalui pendirian baru atau akuisisi. Memiliki perusahaan memerlukan komitmen  modal dan usaha manajerial paling besar serta menawarkan cara paling penuh untuk berpartisipasi dalam sebuah pasar.  Melalui kepemilikan, perusahaan dapat mencapai perluasan yang lebih cepat di sebuah pasar, pengendalian yang lebih besar ‘dan laba yang lebih tinggi. Sedangkan akuisisi merupakan pendekatan  instan yang tidak terlalu mahal untut memasuki pasar namun masih menimbulkan tugas penuh tuntutan dan tantangannya mengintegrasikan penrsahaan yang dibeli ke dalam organisasi dunia dan koordinasi kegiatan

Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah bagaimanapun ketika perusahaan akan beroperasi disatu negara atau beberapa negara lainnya harus mampu membuat program pemasaran dengan menyesuaikan bauran pemasarannya (Marketing Mix) terhadap kondisi lokal secara ekstrim ada dua prograrn pemasaran yang dapat dipakai, yaitu menggunakan:

  1. Standardized marketing mix . Dalam program pemasaran  ini, kegiatan bauran pemasaran yang dilalkukan di semua pasar asing yang dimasuki adalah sama atau sesuai standar yang telah ditenttukan oleh perusahaan. Standardisasi product promosi, jalur distribusi dan elemen lain dari bauran pemasaran menjanjikan biaya terendah, karena tidak ada perubahan besar yang diperkenalkan  namun belum tentu cocok untuk seluruh pasar asing yang dimasuki
  2. Adapted marketing mix. Dalam program pemasaran ini, perusahaan atau produsen menyesuaikan elemen bauran pemasaran dengan kondisi tiap pasar sasaran’ sehingga dibutuhkan lebih banyak biaya dengan harapan memperoleh pangsa pasar dan pengembalian laba yang lebih besar pula

Simpulan

Dalam pasar persaingan global, perusahaan-perusabaan di Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan, antara lain tantangan untuk dapat menciptakan produk yang lebih unggul dari produk pesaing, dengan harga yang lebih murah dan bervariasi sesuai dengan selera konsumen bahkan yang dapat mernberikan nilai lebih kepada konsumen. Selain itu juga harapan untuk memasarkan produknya tidak hanya di pasar domestik, tctapi apabila ingin tetap bertahan hidup dan diperhitungkan, maka harus melakukan pemasaran di pasar luar negeri pula. Arus globalisasi tidak dapat terbendung atau dihindari lagi, ini semua menjadi tantangan pebisnis/pemasar saat ini. Perusahaan global yang beroperasi di lebih satu negara harus mempunyai keungulan-keunggulan seperti litbang, produksi, logistik, pemasaran dan keuangan.

Setiap perusahaan harus mengembangkan produk-produk baru, dengan pengembangan produk (baru), perusahaan bertujuan membentuk masa depan pemasarannya, produk yang telah diperbaiki dan produk (baru) pengganti harus diciptakan untuk mempertahankan dan memperbesar penjualan. Hampir semua pelanggan/konsumen menginginkan produk baru, begitu juga para pesaing, dalam bab terdahulu kita telah mempelajari dan mengetahui bahwa produk mempunyai usia terbatas (product life cycle), untuk itu perusahaan harus memiliki inovasi dalam mencari peluang pengembangan produknya (new product development). Dalam upaya tetap dapat mempertahankan eksistensi suatu perusahaan/produk berada dipasar, inovasi adalah kata kuncinya. Setelah berhasil menyelesaikan pengujian konsep inovasi (produk) sebelum memasuki pasar, didahului dengan menyusun strategi pemasarannya. Ada tiga tahapan (fase) yang harus diperhatikan  dengan mempertimbangkan elemen bauran yaitu :

  1. Fase pertama menjelaskan ukuran, struktur dan perilaku pasar sasaran (target market), rencana pemosisian produk, tujuan penjualan dengan memperhatikan pangsa pasar yang akan diraih dan distribusi dalam tahun pertama
  2. Fase kedua menguraikan harga yang direncanakan, strategi distribusi dan anggaran pemasaran tahun pertama
  3. Fase ketiga strategi pemasaran tersebut menjelaskan penjualan jangka panjang dan sasaran laba serta bauran pemasarannya yang berkesinabungan.